Jumat, 21 Oktober 2011

Detoks untuk Menghilangkan Jerawat

Jakarta, Meski tak mengancam jiwa, jerawat selalu dihindari karena sangat mengganggu penampilan dan bahkan kenyamanan. Untuk mengatasinya, detoks bisa jadi pilihan paling aman mengingat berbagai obat jerawat selalu memiliki efek samping.
Berbagai pengotor dari lingkungan maupun makanan yang dimakan sehari-hari adalah pemicu jerawat yang paling umum. Racun-racun kimia yang terhirup atau termakan bisa mengganggu metabolisme, yang akhirnya memicu munculnya jerawat.
Karena itu cara paling masuk akal untuk mengatasi jerawat yang dipicu oleh polusi dan pola makan yang tidak sehat adalah membuang racun-racun melalui detoksifikasi atau detoks. Caranya cukup mudah karena bisa dilakukan hanya dengan memodifikasi pola makan menjadi lebih sehat.
Berikut ini adalah panduan untuk melakukan detoks jerawat, seperti disampaikan oleh pakar bioteknologi asal India, Saptakee Sengupta, MSc dalam tulisannya yang dikutip dari Buzzle, Rabu (9/3/2011).
Menu diet yang dianjurkan:
1.       Awali hari dengan menu sarapan yang kaya serat untuk membersihkan kelebihan lemak dan kolesterol. Untuk minumannya pilih jus lemon dan air hangat, tambahkan sedikit madu jika dirasa perlu.
2.       Jangan lupa mengonsumsi buah segar tiap hari terutama anggur, jeruk bali, limun dan blewah.
3.       Penuhi kebutuhan antioksidan dari jus buah tanpa gula. Buah yang disarankan untuk dibuat jus antara lain acai-berry, cranberry dan blueberry.
4.       Lalapan dan sayur mentah merupakan sumber vitamin dan mineral yang tidak boleh dilewatkan. Untuk melengkapi makan siang, racik salad dari bayam, wortel, brokoli, timun, tomat, ubi jalar, kubis merah dan yoghurt asam.
5.       Untuk detoksifikasi maksimal, minum jus pahit yang terdiri dari campuran labu segar, buah bit, wortel, tomat dan lobak.
6.       Malam sebelum tidur, siapkan cemilan sehat yang diracik dari buah-buahan seperti apel, semangka, buah persik, plum, alpukat dan aprikot.
                                                                                                                                                          
Makanan yang harus dihindari:
1.    Makanan dan minuman manis harus dihindari karena mengandung gula sederhana yang bisa memperparah jerawat.
2.    Bagi yang punya alergi terhadap seafood, hindari udang, cumi-cumi, ikan laut dan sejenisnya.
3.    Kurangi, atau jika memungkinkan hindari makanan kaleng, olahan, awetan dan mengandung bumbu-bumbu artifisial (buatan) seperti Mono Sodium Glutamat (MSG).
4.    Hindari sebisa mungkin menggunakan minyak sayur, ganti dengan minyak zaitun jika memang diperlukan.
5.    Makanan berbasis tepung halus seperti gandum dan roti bisa memperparah jerawat.
6.    Batasi mentega, telur serta produk-produk berbahan susu seperti es krim, keju dan sejenisnya.
7.    Kurangi konsumsi daging terutama daging sapi, perbanyak makan sayuran.

sumber:  www.detikhealth.com

Suntikan Virus Rekayasa Dapat Membunuh Sel Kanker

Kanker dengan berbagai jenisnya, merupakan penyakit yang telah banyak merenggut nyawa penderitanya. Kini peneliti menggunakan rekayasa virus genetik untuk membunuh sel kanker.
Secara spesifik memang belum ada obat kanker yang benar-benar mampu menyembuhkan penyakit tersebut. Karena alasan tersebut, banyak peneliti yang terus mengembangkan pengobatan kanker.
Para peneliti dari Ottawa Hospital Research Institute, University of Ottawa dan perusahaan bioteknologi swasta, Jennerex menggunakan rekayasa virus genetik yang dapat selektif membunuh sel kanker pada manusia tanpa merugikan jaringan sehat, seperti dilansir dari VOANews, Rabu (7/9/2011).
Studi ini dianggap sebagai kemajuan baru dalam rekayasa genetika karena memungkinkan virus dengan desain khusus dapat ditargetkan pada sel kanker dan tumor. Virus tersebut dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara disuntikkan.
Terapi virus eksperimental diberikan melalui suntikan intravena tunggal dalam 5 kekuatan dosis untuk 23 pasien dengan berbagai kanker. Virus rekayasa tersebut diberi nama JX-954.
"Virus tersebut akan mereplikasi sendiri pada tumor pasien dan tidak mempengaruhi jaringan sehat pada tujuh dari delapan pasien dalam dua kelompok dosis tertinggi," kata para peneliti.
Diketahui 6 pasien dalam kelompok dosis tinggi mengalami penyusutan ukuran tumor atau menjadi stabil (tidak membesar lagi). Dalam studi ini tidak ada pasien yang mengalami efek samping yang berat. Namun, ada pasien yang mengalami efek samping ringan dengan gejala seperti flu yang berlangsung kurang dari satu hari.
Para peneliti mengatakan terapi virus seperti JX-954 terpisah dari pengobatan kanker lain. Virus JX-954 dapat disesuaikan dengan mudah untuk berbagai jenis kanker, dan hanya menyebabkan efek samping yang minimal. Kedua hal tersebut merupakan keunggulan pengobatan kanker dengan menggunakan virus JX-954.
Untuk memperkuat hasil penelitian ini perlu dilakukan studi lebih lanjut sehingga bisa mengembangkan generasi baru dalam pengobatan kanker. Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam journal Nature.

Terlalu Banyak Waktu Luang Tidak Baik untuk Kesehatan

Sedikit selingan nih mengenai kesehatan dan waktu luang. Selamat membaca...
             Biasanya stres lebih sering dialami oleh orang-orang yang sibuk dan tidak pernah punya waktu untuk berlibur. Namun pada remaja, terlalu banyak waktu luang juga bisa memberikan efek yang sama bagi kesehatan jiwa yakni menyebabkan stres.
Bagi kebanyakan orang, waktu luang adalah saat terbaik untuk 'me-time' alias bersantai dan memanjakan diri sendiri. Saat-saat seperti ini sangat penting untuk melepas penat, agar tidak stres memikirkan pekerjaan atau urusan keluarga dan pertemanan bagi yang masih sekolah.
Jika sama sekali tidak pernah meluangkan waktu untuk 'me-time' maka orang-orang yang terlalu sibuk akan mudah mengalami stres. Ketika kondisi mental dalam keadaan stres, kondisi fisik umumnya melemah sehingga tubuh sulit
menangkal infeksi dan mudah tertular penyakit.
Namun sebaliknya, terlalu banyak waktu luang ternyata efeknya tidak lebih bagus dibandingkan terlalu sibuk. Menurut penelitian para ahli dari University of Cincinnati di Ohio dan Baylor University di Texas, terlalu banyak waktu luang juga bisa memicu stres.
"Mana yang lebih menyedihkan, terlalu sedikit atau terlalu banyak waktu luang? Untuk bisa bahagia, paling bagus ambil tengah-tengahnya. Anak muda hanya butuh waktu luang dalam jumlah yang tepat," ungkap para peneliti seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (21/10/2011).
Bagi para remaja yang hidup di lingkungan materialistik (yang mengukur segalanya berdasarkan uang atau materi), maka waktu akan sangat berharga. Hidupnya akan selalu berpacu dengan waktu, sebab waktu yang terbuang tanpa melakukan apapun akan menjadi beban mental tersendiri.
Hasil penelitian ini memang tidak menyebutkan secara pasti jumlah ideal untuk waktu luang yang harus dimiliki para remaja. Meski begitu, waktu luang dikatakan cukup dan tidak berlebihan asal sudah bisa mengurangi efek samping dari kelelahan baik fisik maupun pikiran.

Sumber : www.detikhealth.com

Sejarah Perkembangan Bioteknologi

Tahun Perkembangan / Penemuan
1917 Karl Ereky memperkenalkan istilah bioteknologi
1943 Penisilin diproduksi dalam skala industri
1944 Avery, Mac Leod, Mc Carty mendemonstrasikan bahwa DNA adalah bahan genetik
1955 Watson & Crick menentukan struktur DNA
1961 Jurnal Biotechnology and Bioengineering ditetapkan
1961-1966 Seluruh sandi genetik terungkapkan
1970 Enzim restriksiendonuklease pertamakali diisolasi
1972 Khorana dan kawan-kawan berhasil mensintesa secara kimiawi seluruh gen tRNA
1973 Boyer dan Cohen memaparkan teknologi DNA rekombinan
1975 Kohler dan Milstein menjabarkan produksian tibodimonoklonal
1976 Perkembangan teknik-teknik untuk menentukan sekuen DNA
1978 Genetech menghasilkan insulin manusia dalam E.coli
1980 US Supreme Court:   Mikroorganisme hasil manipulasi dapat dipatenkan
1981 Untuk pertama kalinya automated DNA synthesizers dijual secara komersial
1981 Untuk pertama kalinya kit diagnostik berdasar antibodi disetujui untuk dipakai di Amerika Serikat
1982 Untuk pertama kalinya vaksin hewan hasil teknologi DNA rekombinan disetujui pemakaiannya di Eropa
1983 Plasmid Ti hasil rekayasa genetik dipakai untuk transformasi tanaman
1988 US Patent diberikan untuk mencit hasil rekayasa genetik sehingga rentan terhadap kanke (untuk penelitian tumor)
1988 Metode Polymerase Chain Reaction dipublikasi
1990 USA: Telah disetujui percobaan Terapi gen sel somatik pada manusia
1997 Kloning hewan (domba Dolly) dari sel dewasa (sel kambing)
2000 Pro dan kontra tanaman transgenik di Indonesia. Kapas transgenik ditanam di Sulawesi Selatan
2001 Konstruksi monyet transgenik (ANDi) yang mengandung gen GFP dari sejenis ubur-ubur