Senin, 14 November 2011

Ssttt.. Menguap Bikin Sehat, Lho

Menguap dengan mulut terbuka lebar di tengah suasana formal memang terkesan kurang sopan. Selain tanda kelelahan, bosan atau mengantuk, sebenarnya menguap punya manfaat positif bagi kesehatan.
Ahli neuroscientis, Andrew Newberg, Direktur The Center for Spirituality and the Mind dari Universitas of Pennsylvania, mengatakan, menguap merupakan salah satu rahasia kesehatan.
"Kalau Anda ingin punya otak yang sehat, sangat penting untuk menguap," katanya.
Menguap, menurut Newberg akan menstimulasi irama saraf di bagian tertentu di otak dan mengatur temperatur otak dan metabolisme. Seluruh fungsi ini akan meningkatkan kontrol otot, meningkatkan sensualitas, bahkan mengatasi jet lag. Karena itu dia menyarankan agar kita menguap setidaknya 10 kali setiap hari.
Selain memberi dampak positif bagi otak, menguap juga membuat tubuh jadi lebih rileks. "Menguap lebih efektif dari meditasi untuk meningkatkan fungsi kongnitif," kata Newberg.
Penelitian juga menunjukkan menguap akan merangsang bagian otak yang berfungsi pada rasa empati dan kepedulian sosial.
Menguap juga membantu mengatur jam biologis tubuh. Saat kita sedang lelah, menguap merupakan sinyal agar kita segera beristirahat atau tidur.
Menguap selama ini lebih dikaitkan dengan mengantuk atau perasaan bosan. Namun penelitian terbaru berhasil mengungkap bahwa menguap bermanfaat untuk kesehatan karena bertujuan untuk mendinginkan otak.
Para ilmuwan dari Princenton University menemukan menguap lebar membantu mengatur temperatur otak dan mencegah pemanasan yang berlebihan. Menurut mereka efek pendinginan itu didapatkan dari pertukaran panas dengan udara yang lebih dingin yang masuk selama proses menguap.
Dalam penelitiannya profesor Andrew Gallup mengamati 80 pejalan kaki secara acak saat musim dingin dan merekam ekspresi mereka saat menguap. Hal yang sama dilakukan di musim panas. Ternyata di musim dingin separuh partisipan menguap, sementara hanya seperempatnya yang menguap di musim panas.
Ia menjelaskan, mekanisme pertukaran panas di otak tidak terjadi ketika suhu lingkungan juga panas, sehingga kita jadi lebih jarang menguap karena memang tidak banyak manfaatnya bagi otak.
"Hampir 40 persen partisipan, baik saat musim panas dan musim dingin, menguap pada lima menit pertama mereka berada di luar ruangan. Tetapi prosentase menguap di musim panas berkurang 10 persen," katanya.
Ilmu pengetahuan telah berusaha mengungkap tujuan di balik menguap. Sebagian ahli menyebutkan saat kita sedang mengantuk atau bosan, kita bernapas lebih sedikit. Hal itu terjadi karena tubuh kekurangan oksigen, dengan menguap aliran oksigen menjadi lancar kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar